Selasa, 23 Juni 2009

BEM CUP 2009

Mengakhiri kepengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Purwokerto Periode 2008-2009 yang dipimpin oleh Salapudin Nasya selaku Presiden Mahasiswa, maka kepengurusan kali ini adakan BEM CUP 2009 dengan kejuaraan Futsal antar mahasiswa Program Studi (Prodi) STAIN Purwokerto yang dilaksanakan pada Sabtu, 20 Juni 2009 bertempat di Rumah Futsal Purwokerto.

Kejuaraan Futsal yang baru kali pertama diadakan dan baru ada di STAIN Purwokerto diikuti oleh 10 Prodi yang terdiri dari Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI), Prodi Kependidikan Islam (KI), Prodi Pendidikan Bahasa Arab (PBA), Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Prodi Al ahwal As Syahshiyah (AS), Prodi Muamalah (MUA), Prodi Ekonomi Islam (EI), Prodi D3 Perbankan Syariah (PS), Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Prodi Bimbingan dan Konseling Islam (BKI).

Keluar sebagai juara dalam pertandingan tersebut justru Prodi yang belum memiliki Himpunan Mahasiswa Prodi (HMP) dan relatif baru yaitu Prodi PGMI yang berhasil mengalahkan Prodi EI di Final yang dilaksanakan pada hari yang sama. PGMI boleh dibilang cukup solid sehingga mamapu menyisihkan Prodi KI di semifinal yang konon diperkirakan akan masuk pada babak final. PGMI mengalahkan EI dengan skor 7-0.

Senin, 15 Juni 2009

Seminar Nasional

Tidak kalah hebohnya, Selasa, 16 Juni 2009, jam 08,30-12,30 WIB, oleh BEM STAIN Purwokerto pula, dihadirkan Ratih Sanggarwati peragawati senior yang sekarang ini menjadi politisi. Ratih Sang juga sudah sanggup hadir dalam acara yang digelar dengan tajuk "MENATAP MASA DEPAN POLITIK INDONESIA. Ratih Sang akan mengungkap sisi-sisi kehidupan antara keartisan dan kepolitisian, munculnya fenomena baru "artis lebih bisa diandalkan menjadi politisi" dibandingkan "poliitisi yang cuma meng-artis". Di samping Ratih Sang, akan hadir pula pakar politik dari UGM, dan Universitas Negeri Yogyakarta.

Mahasiswa Kreatif Award 2009 dan Kongkow Bareng

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Purwokerto ibarat air, dia air yang terus mengalir mencari muara yang bernama terbangunnya tradisi keilmuan. Terbangunnya tradisi keilmuan yang memasuki "Kampus Hijau" ini, dan khususnya terbangunnya tradisi keilmuan seluruh civitas akademik di kampus ini. Segala aktivitas yang dilakukannya tidak dimaksudkan hanya sebatas "dalam rangka" yang cenderung seremonial dan formalistik, tetapi terus melangkah seirama denyut nafas kehdiupan. Alamiah saja.

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STAIN Purwokerto menjadi jantung bagi denyut nadi kehidupan intelektual di kampus ini, lagi-lagi menggelar acara-acara segar yang menjadi oksigen. Datangi dan simak Rabu, 10 Juni 2009, jam 08,30-12,30 WIB sudah sanggup hadir Si "Perempuan Berkalung Sorban" yaitu Abidah el-Khalieqy, dan sanggup hadir pula Iip Wijayanto yang sempat menghebohkan Yogyakarta dengan penelitiannya "93,7% Mahasiswi di Yogyakarta Tidak Perawan" (dalam tanda kutip). Abidah el-Khalieqy yang pagi ini baru saja pulang dari Hongkong dalam rangka film yang diangkat dari novelnya yang menghebohkan itu, besok pagi siap mengisi acara yang digelar BEM STAIN Purwokerto ini. "Capek-capek dikit, gak papa ..." jawabnya via sma, "Saya sudah lama ingin bertemu dengan para apresiator yang cerdas-cerdas terhadap novel saya, seperti kawan-kawan mahasiswa dari Unsoed, UMP, STAIN dan yang lain yang ada di Purwokerto!" lanjutnya. Acara ini dengan tajuk: "DARI PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KE POLITIK KEKUASAAN".